Jumat, 08 Mei 2015

Siklus Hidup Produk Kodak

Selamat datang sahabat Bloggers!!! Welcome back in my Blog. Pada kesempatan ini, aku akan membahas mengenai siklus hidup sebuah produk. Siklus hidup suatu produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahan tentang dinamika kompetitif dari suatu produk. Seperti halnya manusia, sebuah produk juga memiliki suatu siklus produk yang digambarkan dengan grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkealkan dipasaran sampai dengan produk tersebut ditarik dari pasar. Pemahaman konsep ini diperkenalkan oleh Levitt pada tahun 1978 yang kemudian dikembangkan oleh para ahli lainnya. Berikut adalah grafik siklus hidup produk


Gambar. 1.1. Grafik Siklus Hidup Produk

Siklus hidup produk dibagi atas 4 tahapan, yaitu:
1.       Introduction (Perkenalan)
2.       Growth (Pertumbuhan)
3.       Maturity (Kematangan)
4.       Decline (Penurunan)
Berikut adalah penjelasan dari tahap diatas:
1.       Introduction, tahap ini ditandai dengan penjualan yang masih rendah, volume pasar yang berkembang lambat, persaingan yang relative sedikit, tingkat kegagalan yang relative tinggi, dan masih banyak dilakukan mpdifikasi produk, adanya biaya produksi dan pemasaran yang masih tinggi, dan distribusi yang masih terbatas.
2.       Growth, tahap ini ditandai dengan laba meningkat cukup cepat, promosi tidak seagresif sebelumya, pesaing mulai memasuki pasar, distribusi mulai meningkat, dan menambah variatif produk.
3.       Maturity, tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan, normalnya tahap ini lebih bertahan lama diabndingkan dengan yang lainnya, da nada diversifikasi produk.
4.       Decline, tahap ini ditandai dengan adanya perubahan selere konsumen, adanya perubahan kegiatan saing, dan adanya kebijaksanaan perubahan.
Untuk lebih memahami teori diaas, aku akan membuat suatu contoh siklus produk yang berasal dari merk yang terkenal. Contoh kali ini kita akan menggambarkan suatu siklus produk dari Kodak.

Siklus Hidup Produk “KODAK”

Sebelum masuk kedalam pembahasan siklus hidup dari produk KODAK, kita akan membahas sejarah dari KODAK terlebih dahulu untuk dapat memasuki tahap siklus produk.
Sejarah Produk KODAK
Dengan berbekal dari penemuan film bergerak yang digunakan oleh Thomas Alva Edison, George Eastman melakukan eksperimen dengan film gulung untuk digunakan pada fotografi. Sukses dengan penemuannya, Eastman akhirnya mendirikan perusahaan Kodak pada 1988 dan pada saat itu perusahaan memiliki sebuah slogan yang sangat populer yakni “You press the button, we do do the rest” (Anda menekan tombol, selanjutnya kami yang akan mengerjakan). Tentu saja karena saat itu konsumen hanya cukup membeli Roll film untuk dipasang pada kamera dan memotret. Proses pencucian dan percetakan selanjutnya dilakukan oleh Kodak. Roll film buatan Kodak pada saat itu mampu dipakai untuk pengambilan sampai 100 gambar dan untuk proses selanjutnya yakni cuci cetak konsumen hanya perlu membayar 5 Dollar.
Meskipun sangat populer dan mendominasi pasar fotografi film, Kodak memiliki pesaing berat asal Jepang yakni FujiFilm. Perusahaan ini memiliki strategi khusus untuk memasarkan produknya, yakni dengan membanderolnya dengan harga lebih murah. Namun tetap saja oang Amerika Serikat lebih menyukai menggunakan Kodak dibanding produk asing. Kesuksesan FujiFilm ada dipasar Asia, termasuk Indonesia dan di Jepang sendiri. Namun uniknya, pada sekitar tahun 1970-an Kodak dan FujiFilm sama-sama khawatir akan ancaman dari teknologi fotografi digital. Terbukti saat ini Kodak sudah benar-benar terpuruk dalam fotografi digital, sedangkan FujiFilm masih bertahan meski sudah bukan yang terbaik.


Gambar. 1.2. Kodak

Siklus Pidup Produk KODAK
Seperti kita ketahui bahwa didalm siklus hidup produk terdiri atas 4 tahapan, yaitu tahap  introduction (perkenalan), tahap growth (pertumbuhan), tahap maturity (kematangan), dan tahap decline (penurunan). Berikut adalah siklus hidup produk KODAK:
1.         Tahap Introduction (Perkenalan)
Semua berawal dari George Eastman yang mematenkan penyimpanan film fotografik dalam sebuah roll atau gulungan. Empat tahun kemudian dia menyempurnakan kamera buatannya dan mendirikan Kodak tahun 1892. Alasan dia menamakan Kodak karena nama ini tidak mungkin salah diucapkan dan tidak bermakna apapun Adapun produk yang pertama kali dimunculkan adalah Kodak Brownie kamera dijual dengan harga $1 pada tahun 1900. Diklaim mudah digunakan sesuai tagline-nya “you press the button, we  do the rest” (Anda menekan tombol, selanjutnya kami yang akan mengerjakan).


Gambar. 1.3. Kamera Brownie

2.         Tahap Growth (Pertumbuhan)
Pada tahap ini, produk Kodak sudah mulai dikenal oleh masyarakat. Kodak mulai mengalami peningkatan. Setelah produk pertamanya diperkenalkan dipasaran, Kodak mendapatkan sambutan yang luar biasa dari masyarakat diseluruh dunia khususnya masyarakat Amerika. Pada saat itu, Kodak terus berkembang dan terus mengeluarkan produk baru. Produk baru tersebut berupa kamera obscura dan Kodak film untuk merekam gambar dan merekam video pada taahun 1905-an.

3.         Tahap Maturity (Kematangan)
Pada tahap ini, penjualan terus menerus meningkat sampai dengan diposisi puncak. Ini merupakan klimaks dari titik penjualan Kodak. Pada titik ini, para pesaing juga mulai memasuki pasar dan persaingan menjadi sangat ketat. Kodak mengeluarkan berbagai macam tipe kamera untuk dapat bertahan dititik puncak ini. Kodak mengeluarkan kamera instamatic 50 pada tahun 1963, kamera instamatic 233 pada tahun 1968, kamera pocket instamagtic 100 pada tahun 1972, serta film kodachrome II yang berhasil bertahan selama 74 tahun lamanya dan berakhir produksi pada tahun 2009. Pada titik ini juga, kamera Kodak digunakan oleh Neil Amstrong untuk foto pertama kali dibulan dengan menggunakan kamera sebesar ukuran sepatu dan menjadi foto terbaik di piala Oscar dengan menggunakan kamera Kodak. Kemudian 6 tahun setelah itu, Kodak mulai memproduksi kemara digital. Kamera digital tersebut antara lain Kodak DC220 Pro Edition, DCS 300 series, DCS 400 series, DCS 500 series, DCS 600 series, DCS 700 series, DCS Pro Back, DCS Pro 14n, DCS Pro SLR/n (lensa Nikon), DCS Pro SLR/c (lensa Canon EOS). Kemudian dari seri Kodak EasyShare DX diantaranya adalah DX3215, DX3500, DX3600, DX3700, DX3900, DX4330, DX4530 dan berbagai seri lain dan versi lain dari DC series, CX series, LS series, C series, Z series, V series, P series, One series, M series yang jumlahnya mencapai ratusan kamera


Gambar 1.4. Kodak DC220 Pro Edition

Namun Kodak menghentikan produksi kamera digital karena mereka takut kamera digital akan memakan kamera film dan membuat kamera film menjadi tidak laku dipasaran. Ini bukan tanpa perkiraan bahwa masa depan akan dimiliki oleh kamera digital, namun Kodak tetap bersikeras dengan kamera film untuk kemajuan kamera. Disinilah titik kemunduran awal Kodak setelah titik puncaknya tersebut. Setelah merk lain seperti Sony dan Canon masuk ke pasaran, mulai ada perpindahan selera konsumen kepada kamera digital. Selain itu kamera digital buatan merk selain Kodak juga lebih bagus bentuknya.

4.         Tahap Decline (Penurunan)
Pada tahap ini, kamera Kodak sudah benar benar mulai ditinggalkan. Para konsumen sudah beralih ke kamera digital besutan Sony, Canon, dan lain lain. Disaat ini pula Kodak juga baru mulai menggiatkan kamera digitalnya, namun semuanya telah terlambat. Kodak tak lagi bisa bersaing dengan kompetitornya yang menawarkan produk digital dengan kemajuan sangat pesat. Sejak tahun 2007, Kodak terus merugi. Bahkan nilai pasarnya merosot tajam menjadi hanya US$ 150 juta dibandingkan US$ 31 miliar 15 tahun silam. Pada akhirnya Kodak perlahan mulai mengurangi produksi kameranya dan mereka beralih focus kedalam dunia percetakan yaitu printer. “Kodak sebelumnya mengumumkan niatnya untuk muncul sebagai perusahaan yang fokus pada solusi percetakan komersial, kemasan & fungsional dan jasa perusahaan, serta proses untuk menjual Personalised Imaging dan bisnis Document Imaging," kata Kodak, seperti dikutip dari Pocket Lint. Namun setelah mencoba untuk focus kedalam percetakan, ternyata Kodak belum bias bangkit dari keterpurukan. Kodak masih dinilai kalah dengan Epson, HP, Canon, dan lain lain. Sehingga pada akhirnya pada bulan februari 2012 Kodak secara terpaksa meminta bantuan untuk meminta perlindungan untuk mengumkan bahwa perusahaan tersebut dinyatakan pailid (dianggap gagal dan tidak mampu lagi membayar hutang).
Kesimpulan yang dapat disimpulkan adalah bahwa Kodak dinilai lamban dalam melakukan transformasi kedalam dunia digital, selain itu juga lamban terhadap perubahan yang terjadi pada setiap dinamika yang ada,  selain itu Kodak juga terus mencoba bertahan dengan film sementara para pesaing sudah menggunakan digitalisasi, selain itu juga Kodak lamban dalam mengeluarkan inovasi produk baru dan adanya masalah internal yang belum terselesaikan.

Itulah siklus hidup produk Kodak, semoga dapat bermanfaat bagi para Bloggers. Dan kita harus belajar dari kesalahan Kodak.
“Bukan yang terkuat yang akan bertahan, namun yang cepat beradaptasi lah yang akan mampu bertahan”.

 Referensi:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar