Selamat datang sahabat
Bloggers!!! Welcome back in my Blog. Pada kesempatan ini, aku akan membahas
mengenai siklus hidup sebuah produk. Siklus hidup suatu produk adalah suatu
konsep penting yang memberikan pemahan tentang dinamika kompetitif dari suatu
produk. Seperti halnya manusia, sebuah produk juga memiliki suatu siklus produk
yang digambarkan dengan grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak
diperkealkan dipasaran sampai dengan produk tersebut ditarik dari pasar. Pemahaman
konsep ini diperkenalkan oleh Levitt pada tahun 1978 yang kemudian dikembangkan
oleh para ahli lainnya. Berikut adalah grafik siklus hidup produk
Gambar. 1.1. Grafik Siklus Hidup
Produk
Siklus hidup produk dibagi atas 4
tahapan, yaitu:
1. Introduction
(Perkenalan)
2. Growth
(Pertumbuhan)
3. Maturity
(Kematangan)
4. Decline
(Penurunan)
Berikut adalah penjelasan dari
tahap diatas:
1. Introduction,
tahap ini ditandai dengan penjualan yang masih rendah, volume pasar yang
berkembang lambat, persaingan yang relative sedikit, tingkat kegagalan yang relative
tinggi, dan masih banyak dilakukan mpdifikasi produk, adanya biaya produksi dan
pemasaran yang masih tinggi, dan distribusi yang masih terbatas.
2. Growth,
tahap ini ditandai dengan laba meningkat cukup cepat, promosi tidak seagresif
sebelumya, pesaing mulai memasuki pasar, distribusi mulai meningkat, dan menambah
variatif produk.
3. Maturity,
tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan,
normalnya tahap ini lebih bertahan lama diabndingkan dengan yang lainnya, da
nada diversifikasi produk.
4. Decline,
tahap ini ditandai dengan adanya perubahan selere konsumen, adanya perubahan
kegiatan saing, dan adanya kebijaksanaan perubahan.
Untuk lebih memahami teori diaas,
aku akan membuat suatu contoh siklus produk yang berasal dari merk yang
terkenal. Contoh kali ini kita akan menggambarkan suatu siklus produk dari
Kodak.
Siklus Hidup Produk “KODAK”
Sebelum masuk kedalam pembahasan
siklus hidup dari produk KODAK, kita akan membahas sejarah dari KODAK terlebih
dahulu untuk dapat memasuki tahap siklus produk.
Sejarah Produk KODAK
Dengan
berbekal dari penemuan film bergerak yang digunakan oleh Thomas Alva Edison,
George Eastman melakukan eksperimen dengan film gulung untuk digunakan pada
fotografi. Sukses dengan penemuannya, Eastman akhirnya mendirikan perusahaan Kodak pada 1988 dan
pada saat itu perusahaan memiliki sebuah slogan yang sangat populer yakni “You press the button, we do do the rest”
(Anda menekan tombol, selanjutnya kami yang akan mengerjakan). Tentu saja
karena saat itu konsumen hanya cukup membeli Roll film untuk dipasang pada
kamera dan memotret. Proses pencucian dan percetakan selanjutnya dilakukan oleh
Kodak. Roll film buatan Kodak pada saat itu mampu dipakai untuk pengambilan
sampai 100 gambar dan untuk proses selanjutnya yakni cuci cetak konsumen hanya
perlu membayar 5 Dollar.
Meskipun
sangat populer dan mendominasi pasar fotografi film, Kodak memiliki pesaing
berat asal Jepang yakni FujiFilm. Perusahaan ini memiliki strategi khusus untuk
memasarkan produknya, yakni dengan membanderolnya dengan harga lebih murah.
Namun tetap saja oang Amerika Serikat lebih menyukai menggunakan Kodak
dibanding produk asing. Kesuksesan FujiFilm ada dipasar Asia, termasuk
Indonesia dan di Jepang sendiri. Namun uniknya, pada sekitar tahun 1970-an
Kodak dan FujiFilm sama-sama khawatir akan ancaman dari teknologi fotografi
digital. Terbukti saat ini Kodak sudah benar-benar terpuruk dalam fotografi
digital, sedangkan FujiFilm masih bertahan meski sudah bukan yang terbaik.
Gambar. 1.2. Kodak
Siklus Pidup Produk KODAK
Seperti kita ketahui bahwa didalm
siklus hidup produk terdiri atas 4 tahapan, yaitu tahap introduction (perkenalan), tahap growth
(pertumbuhan), tahap maturity (kematangan), dan tahap decline (penurunan). Berikut
adalah siklus hidup produk KODAK:
1.
Tahap Introduction (Perkenalan)
Semua berawal dari George Eastman yang
mematenkan penyimpanan film fotografik dalam sebuah roll atau gulungan. Empat
tahun kemudian dia menyempurnakan kamera buatannya dan mendirikan Kodak tahun
1892. Alasan dia menamakan Kodak karena nama ini tidak mungkin salah diucapkan
dan tidak bermakna apapun Adapun produk yang pertama kali dimunculkan adalah Kodak
Brownie kamera dijual dengan harga $1 pada tahun 1900. Diklaim mudah digunakan
sesuai tagline-nya “you press the button, we do the rest” (Anda menekan tombol,
selanjutnya kami yang akan mengerjakan).
Gambar. 1.3. Kamera Brownie
2.
Tahap Growth (Pertumbuhan)
Pada tahap ini, produk Kodak sudah mulai
dikenal oleh masyarakat. Kodak mulai mengalami peningkatan. Setelah produk
pertamanya diperkenalkan dipasaran, Kodak mendapatkan sambutan yang luar biasa
dari masyarakat diseluruh dunia khususnya masyarakat Amerika. Pada saat itu, Kodak
terus berkembang dan terus mengeluarkan produk baru. Produk baru tersebut
berupa kamera obscura dan Kodak film untuk merekam gambar dan merekam video
pada taahun 1905-an.
3.
Tahap Maturity (Kematangan)
Pada tahap ini, penjualan terus menerus
meningkat sampai dengan diposisi puncak. Ini merupakan klimaks dari titik
penjualan Kodak. Pada titik ini, para pesaing juga mulai memasuki pasar dan persaingan
menjadi sangat ketat. Kodak mengeluarkan berbagai macam tipe kamera untuk dapat
bertahan dititik puncak ini. Kodak mengeluarkan kamera instamatic 50 pada tahun
1963, kamera instamatic 233 pada tahun 1968, kamera pocket instamagtic 100 pada
tahun 1972, serta film kodachrome II yang berhasil bertahan selama 74 tahun
lamanya dan berakhir produksi pada tahun 2009. Pada titik ini juga, kamera Kodak
digunakan oleh Neil Amstrong untuk foto pertama kali dibulan dengan menggunakan
kamera sebesar ukuran sepatu dan menjadi foto terbaik di piala Oscar dengan
menggunakan kamera Kodak. Kemudian 6 tahun setelah itu, Kodak mulai memproduksi
kemara digital. Kamera digital tersebut antara lain Kodak DC220 Pro Edition,
DCS 300 series, DCS 400 series, DCS 500 series, DCS 600 series, DCS 700 series,
DCS Pro Back, DCS Pro 14n, DCS Pro SLR/n (lensa Nikon), DCS Pro SLR/c (lensa
Canon EOS). Kemudian dari seri Kodak EasyShare DX diantaranya adalah DX3215,
DX3500, DX3600, DX3700, DX3900, DX4330, DX4530 dan berbagai seri lain dan versi
lain dari DC series, CX series, LS series, C series, Z series, V series, P
series, One series, M series yang jumlahnya mencapai ratusan kamera
Gambar 1.4. Kodak DC220
Pro Edition
Namun Kodak menghentikan produksi
kamera digital karena mereka takut kamera digital akan memakan kamera film dan
membuat kamera film menjadi tidak laku dipasaran. Ini bukan tanpa perkiraan bahwa
masa depan akan dimiliki oleh kamera digital, namun Kodak tetap bersikeras
dengan kamera film untuk kemajuan kamera. Disinilah titik kemunduran awal Kodak
setelah titik puncaknya tersebut. Setelah merk lain seperti Sony dan Canon
masuk ke pasaran, mulai ada perpindahan selera konsumen kepada kamera digital. Selain
itu kamera digital buatan merk selain Kodak juga lebih bagus bentuknya.
4.
Tahap Decline (Penurunan)
Pada tahap ini, kamera Kodak sudah benar
benar mulai ditinggalkan. Para konsumen sudah beralih ke kamera digital besutan
Sony, Canon, dan lain lain. Disaat ini pula Kodak juga baru mulai menggiatkan
kamera digitalnya, namun semuanya telah terlambat. Kodak tak lagi bisa bersaing
dengan kompetitornya yang menawarkan produk digital dengan kemajuan sangat
pesat. Sejak tahun 2007, Kodak terus merugi. Bahkan nilai pasarnya merosot
tajam menjadi hanya US$ 150 juta dibandingkan US$ 31 miliar 15 tahun silam. Pada
akhirnya Kodak perlahan mulai mengurangi produksi kameranya dan mereka beralih focus
kedalam dunia percetakan yaitu printer. “Kodak sebelumnya mengumumkan niatnya
untuk muncul sebagai perusahaan yang fokus pada solusi percetakan komersial,
kemasan & fungsional dan jasa perusahaan, serta proses untuk menjual Personalised Imaging dan bisnis Document Imaging," kata Kodak,
seperti dikutip dari Pocket Lint. Namun
setelah mencoba untuk focus kedalam percetakan, ternyata Kodak belum bias bangkit
dari keterpurukan. Kodak masih dinilai kalah dengan Epson, HP, Canon, dan lain
lain. Sehingga pada akhirnya pada bulan februari 2012 Kodak secara terpaksa
meminta bantuan untuk meminta perlindungan untuk mengumkan bahwa perusahaan
tersebut dinyatakan pailid (dianggap gagal dan tidak mampu lagi membayar
hutang).
Kesimpulan yang dapat disimpulkan adalah
bahwa Kodak dinilai lamban dalam melakukan transformasi kedalam dunia digital,
selain itu juga lamban terhadap perubahan yang terjadi pada setiap dinamika
yang ada, selain itu Kodak juga terus
mencoba bertahan dengan film sementara para pesaing sudah menggunakan
digitalisasi, selain itu juga Kodak lamban dalam mengeluarkan inovasi produk
baru dan adanya masalah internal yang belum terselesaikan.
Itulah siklus hidup produk Kodak, semoga
dapat bermanfaat bagi para Bloggers. Dan kita harus belajar dari kesalahan
Kodak.
“Bukan yang terkuat yang akan bertahan,
namun yang cepat beradaptasi lah yang akan mampu bertahan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar