Selasa, 03 Oktober 2017

PELANGGARAN ETIKA PROFESI AKUNTANSI PADA KASUS PANAMA PAPERS

PANAMA PAPERS

Skandal Panama Papers terus bergulir setelah Konsorsium Wartawan Investigatif Internasional (ICIJ) akan merilis kepada publik database dari dokumen tersebut yang berisikan rincian lebih dari 200.000 perusahaan offshore dan nama-nama pejabat hingga pengusaha dari kurang lebih 22 negara yang terhubung dengan negara surga pajak. Bagi yang belum mengetahui apa itu Panama Papers, berikut panduan lengkapnya.
Dilansir VOA, Senin (9/5/2016) Apakah itu Panama Papers? ini adalah bocornya data rahasia tentang perusahaan cangkang atau offshore yang merupakan milik firma hukum asal Panama bernama Mossack Fonseca. Terbongkarnya 11,5 juta dokumen tersebut menunjukkan bagaimana hampir selama 40 tahun, Mossack telah membantu beberapa orang kaya di seluruh dunia untuk mendirikan perusahaan offshore yang kerap digunakan untuk menyembunyikan aset dan menghindari pajak serta sanksi. Dalam dokumen itu disebutkan para pemilik perusahaan offshore di negara surga pajak termasuk 140 politisi, 12 mantan pemimpin politik, miliarder, atlet olahraga, penyelundup narkoba dan anggota mafia. Lalu setidaknya ada 33 orang dan perusahaan blacklist Amerika Serikat (AS) karena terbukti terlibat melanggar hukum, lantaran berbisnis dengan kartel narkoba Meksiko atau dengan negara-negara musuh seperti Korea Utara dan Iran.
Apakah itu Mossack Fonseca? Mereka adalah firma hukum asal Panama dan dianggap sebagai penyedia jasa membuat perusahaan offshore terbesar keempat di dunia. Terkait bocornya daftar klien mereka, Mossack Fonseca memberikan respon dengan membantah telah melakukan pelanggaran hukum dan menegaskan pihaknya bukanlah dalang kebocoran data tersebut.
Lalu siapakah yang menyebarluaskan informasi rahasia itu? Belum ada rincian pasti siapakah identitas sumber tersebut, namun kabarnya ia penyebut dirinya "John Doe." Skandal ini bermula ketika John Doe menghubungi surat kabar asal Jerman, Süddeutsche Zeitung lebih dari setahun yang lalu dengan menawarkan dienkripsi internal dokumen dari Mossack Fonseca. Apa yang terjadi selanjutnya dengan dokumen itu adalah Süddeutsche Zeitung dan ICIJ bergabung untuk menganalisa data. Selama satu tahun terakhir, hampir lebih dari 400 wartawan dari 100 media di lebih dari 80 negara telah mengambil bagian dalam upaya meneliti dokumen Mossack.

Korban skandal Panama Papers
Skandal ini telah membawa korban dengan mundurnya Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson ketika dokumen tersebut menunjukkan istrinya mempunyai perusahaan cangkang di negara surga pajak dari utang kepailitan Bank Islandia. Selanjutnya ada Perdana Menteri Inggris David Cameron yang jadi sasaran kritik karena kabarnya berinvestasi pada perusahaan offshore milik almarhum ayahnya. Cameron sendiri mengakui dia mendapat keuntungan dari perusahaan cangkang tersebut, namun dia menolak jika disebut melakukan hal yang salah. Ada juga Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif membantah mempunyai perusahaan di negara surga pajak yang dalam dokumen Mossack menyebutkan tercantum atas nama anak-anaknya. Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin menyangkal tuduhan korupsi dan mengatakan bahwa Panama Papers disebutnya sebagai kampanye hitam pihak Barat untuk melemahkan Rusia. Sementara itu dokumen Mossack memperlihatkan ada sekitar USD 2 miliar transaksi rahasia yang dilakukan Putin melalui bank dan perusahaan bayangan. Lain lagi dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko yang menerangkan account offshore miliknya adalah untuk keperluan perusahaan miliknya yang digunakan sebagai penyimpan aset.
Selain itu dokumen Mossack Fonseca juga mengungkapkan ada 10 politikus terkenal China yang mempunyai perusahaan bayangan di luar negeri. Nama-nama itu di antaranya pimpinan Partai Komunis yakni Presiden China Xi Jinping, Zhang Gaoli, Liu Yunshan, Li Peng, Jia Qinglin, Zeng Qinghong, Tian Jiyun, Hu Yaobang, Mao Zedong dan Bo Xilai. Dampak dari Panama Papers diyakini akan semakin besar, meski di Tanah Air respon yang terjadi cukup ironis. Pasalnya ketika di negara lain skandal ini dinilai aib, justru di Indonesia menjadi hal yang biasa saja. "Dampak Panama Papers sungguh hebat," tulis ICTJ dalam emailnya.
Apa hubungannya dengan ngemplang pajak?
Untuk memahami apa itu Panama Papers, kita perlu pahami dulu soal pajak-perpajakan. Normalnya, kalau perusahaan punya pemasukan, maka harus bayar pajak. Tapi kita bisa menghindari bayar pajak kalau kita pakai uang pemasukan itu untuk investasi. Misalnya, pemasukan perusahaan sebesar Rp.100.000.000. Kita pakai Rp.80.000.000 dari Rp.100.000.000 untuk investasi (misalnya pengembangan teknologi). Maka yang bisa ditarik pajak cuma Rp.20.000.000 sisanya. Nah, uang Rp.80.000.000 tadi, alih-alih dipakai untuk investasi sungguhan, justru “dititipkan” ke perusahaan cangkang (shell company).
Perusahaan cangkang ini perusahaan yang cuma kelihatan cangkangnya, tapi tak ada isinya. Struktur organisasinya seolah-olah ada, tapi isinya ternyata nama office boy atau tukang sapu yang menandatangani dokumen perjanjian pembentukan perusahaan. Supaya perusahaan cangkang tadi aman (tak ditarik pajak), maka perusahaan itu harus berbasis di negara-negara bebas pajak/pajak sangat rendah (tax haven). Misalnya: Panama, British Virgin Islands, Hong Kong, Singapura, Swiss, dsb. Di negara-negara ini, transaksi keuangan bisa berlangsung dengan rahasia. Perusahaan juga bisa merahasiakan nama pemilik, jumlah pemasukan, dsb.

Dimana peran Mossack Fonseca?
Di sinilah peran Mossack Fonseca: mereka menjadi perantara bagi perusahaan dan tokoh politik, selebritas, dsb untuk mendirikan perusahaan di negara-negara tax haven. Mossack Fonseca telah beroperasi selama hampir 40 tahun dan telah mendirikan 214 ribu entitas perusahaan yang terkait dengan orang-orang di lebih dari 200 negara. Jasa Mossack Fonseca inilah yang berperan penting: singkatnya, apa itu Panama Papers adalah bocoran data orang-orang yang membuat perusahaan di negara tax haven lewat perusahaan cangkang. Uang yang “dititipkan” di perusahaan cangkang kemudian bisa diambil lagi tanpa ketahuan.
Cara 1: belilah saham dan obligasi atas unjuk (bearer shares and bonds) perusahaan cangkang tsb. siapa pun yang punya bearer shares and bonds berhak memilikinya secara penuh. Perlembarnya bisa bernilai USD 14 ribu (sekitar Rp.185.000.000).
Cara 2: belilah sesuatu atas nama perusahaan cangkang, tapi dinikmati pribadi. Misalnya Anto mau beli rumah mewah, belilah atas nama perusahaan, lalu pura-puranya Anto menyewa rumah tsb.

Agar tidak bingung mengenai apa sebenarnya "Panama Papers", jurnalis Vox, German Lopez, dan redditor, DanGliesack, memberikan gambaran sederhana mengenai "Panama Papers" berupa ilustrasi anak dan celengan babi. Sederhananya begini, si anak menyimpan celengan babinya di tempat rahasia.

Namun, ibu si anak terus-menerus mengecek berapa banyak uang yang ditabung dalam celengan, atau uang yang diambil. Si anak kurang suka dengan aksi si ibu.

Lalu, si anak membeli celengan babi baru, dan menempatkannya di rumah Johnny, temannya.

Kebetulan, ibu Johnny sibuk. Dia tidak mengecek celengan babi Johnny. Jadi, si anak bisa menyimpan celengannya tanpa seorang pun mengeceknya.
Anak tetangga lain berpikir, ide si anak sangat bagus.

Jadi, mereka juga menyimpan celengan babinya ke lemari Johnny.

Sayangnya, suatu hari, ibu Johnny menemukan banyak celengan babi di lemari anaknya.

Dia marah, lalu menelepon semua orangtua teman anaknya, lalu mengadukan bahwa anak-anak mereka menyembunyikan uang di lemari anaknya. Nah, itulah yang terjadi dengan kebocoran dokumen. Jadi, banyak pihak penting yang menyembunyikan "celengan babi"-nya di rumah Johnny, yakni di Panama. Artinya, tidak semua yang menyembunyikan uangnya di rumah Johnny melakukan hal buruk. Bisa saja, mereka hanya ingin privasi. Namun, bisa saja pula, tetangga si anak, Michael namanya, menyimpan uang di rumah Johnny sebab dia mencuri uang dari dompet ibunya. Sementara itu, anak lain, Jacob, mencuri uang makan orang lain dan tidak ingin ketahuan orangtuanya agar mereka tidak bertanya darimana uang yang didapat Jacob. Namun, semua anak yang menyimpan celengan babi di rumah Johnny tersebut masih dalam masalah sebab tidak boleh menyimpannya di lemari "rahasia" di rumah orang lain.

Review:
Berdasarkan penjabaran pada kasus Panama Papers diatas, kasus Panama Papers dapat dikatakan sebagai sebuah kasus kecurangan yang dilakukan oleh beberapa pihak yang terlibat didalamnya yaitu perusahaan Mossack Fonseca dengan para investor didalamnya yang menggunakan jasa perusahaan firma tersebut. Kecurangan yang dilakukan adalah para investor diperusahaan tersebut menaruh sebagian dari kekayaannya pada perusahaan-perusahaan offshore yang dibuat dinegara Panama dan juga melakukan pengalihan aset pada perusahaan-perusahaan offshore untuk mengelabui data keuangan mereka. Selain itu, data keuangan mereka juga sangat dirahasiakan agar tidak dapat terdeteksi dinegara asalnya karena dapat menaikkan pengeluaran pajak oleh investor di negara asalnya. Untuk lebih jelas mengenai pelanggaran apa yang dilanggar pada prinsip-prinsip etika profesi akuntansi akan dibahas sbb:
1.     Prinsip Integritas
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip. Namun, dalam hal ini pihak Mossack Fonseca selaku broker antara investor dengan perusahaan offshore telah bertindak tidak jujur dan bahkan melakukan proses pengrahasiaan terhadap harta para investor sehingga sang investor dinegara asalnya tidak mengetahui mengenai kekayaan investor di perusahaan tersebut
Prinsip Objektivitas
Prinsip objektivitas mewajibkan seluruh anggota bersikap adil, jujur dalam hal intelektual, netral (tidak memihak), tidak berprasangka atau bias, dan bebas dari benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak sepantasnya dari pihak lain. Pada kasus Panama Papers yang telah dipaparkan diatas, pihak Mossack Fonseca telah bertindak tidak jujur secara intelektual dan berpihak pada investor yang ada di perusahaan tersebut dengan mengrahasiakan data yang ada dan tidak jujur agar investor yang ada diperusahaan tersebut tidak terkena pajak yang besar dinegara asalnya.
3.      Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Pada kasus Panama Papers diatas, perusahaan yang terkait yaitu Mossack Fonseca telah mengabaikan prinsip kepentingan publik ini karena hanya mementingkan sisi kepentingan investor dengan merahasiakan data-data yang ada sehingga banyak pihak yang mungkin tidak mengetahui berapa besar kekayaan investor yang dimiiki, darimana kekayaan tersebut berasal, dana yang ada dialihkan untuk apa, dll.
4.      Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Pada kasus Panama Papers diatas, telah terjadi pelanggaran etika profesi akuntansi yaitu prinsip kerahasiaan. Hal tersebut dapat termasuk pelanggaran karena dua hal yaitu, pertama perusahaan Mossack Fonseca telah lalai untuk bisa menjaga kerahasiaan data nasabahnya sehingga terjadi kebocoran data tersebut kepublik. Kedua perusahaan Mossack Fonseca telah bertindak tidak adil karena didalam point prinsip kerahasiaan telah dijelaskan bahwa data boleh dirahasiakan kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannyadan yang terjadi adalah perusahaan sangat merahasiakan data tersebut agar investor dinegara asalnya tidak terkena berbagai hal hukum seperti pengemplangan pajak, pencucian uang, dll.
5.      Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum. Pada kasus Panama Papers diatas, telah terjadi perilaku yang mendiskreditkan profesi sehingga dapat mengurangi kepercayaan publik atas profesi akuntansi didunia.

http://katadata.co.id/opini/2016/04/18/panama-papers-dan-ketidakadilan-sistem-pajak

http://internasional.metrotvnews.com/read/2016/04/04/508011/mossack-fonseca-bocoran-panama-papers-adalah-kejahatan

https://ekbis.sindonews.com/read/1107210/35/panduan-lengkap-panama-papers-1462799092/13

http://ekonomi.kompas.com/read/2016/04/05/155803526/Ini.Penjelasan.Sederhana.Panama.Papers.

http://youthproactive.com/201604/for-your-information/apa-itu-panama-papers-penjelasan-sederhana/


https://www.kompasiana.com/laurairawati/apa-sih-dokumen-panama-papers-itu-kisah-ilustratif-si-difa-dan-bu-biken_57062d1cee96736b098f0ce8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar